CARE TO THE OTHERS
Kepedulian kita kepada sesama diuji setiap kali terjadi musibah atau bencana. Setiap Muslim akan langsung bereaksi dengan cepat berusaha untuk memberikan bantuan, baik berupa donasi, tenaga, waktu, do’a, atau bantuan lainnya.
Maka setiap musibah atau bencana, selain bermakna peringatan (nadzira), juga menjadi ladang amal kebaikan, yaitu kebaikan berupa membantu dan peduli kepada sesama (care to the others).
Karena bagi setiap Muslim, peduli kepada orang lain yang mendapatkan kesulitan menjadi sebab dan prasyarat datangnya pertolongan Allah SWT. dan dikokohkan ‘aqidah dan pendiriannya (QS. 47:7).
Seperti kepedulian yang sedang dipraktikkan anak-anak didik kita selama ini kepada saudara-saudaranya Muslim di Palestina, Rohingya, Suriah, Afrika, Bencana Alam, Erupsi Gunung Semeru, Tanah Longsor, Banjir Bandang, Korban Kebakaran dan seterusnya.
Kondisi ini bisa menjadi momentum terbaik bagi kita untuk saling membantu dan belajar lebih peduli dengan sesama, bukan terbatas pada kata-kata saja (lip service), tapi lebih menjadi sikap dan tindakan nyata (real action) ikut terlibat meringankan beban sesama.
Sejatinya, membantu sahabat atau orang sekitar sama saja sebagai tindakan menebar vibrasi syukur kepada Allah SWT. Energi ketulusan dalam kepedulian kita akan menebar kepada orang-orang yang dibantu.
Kita bersyukur karena Allah SWT. telah memberikan kesempatan kepada kita untuk peduli kepada orang lain. Bukan sebaliknya, meminta kepada orang lain untuk bersyukur dan berterima kasih kepada kita. Karena yang kita miliki hari ini adalah titipan Allah semata.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW. menegaskan, “Barangsiapa yang melapangkan suatu kesusahan dunia dari seorang Muslim, maka Allah akan melapangkan suatu kesusahan dirinya di hari kiamat kelak.” (HR. Muslim).
Apa manfaat hidup peduli kepada sesama? Berikut dijelaskan ada 3 hal, yaitu:
Pertama, Hamba yang Bersyukur (‘Abdan Syakuraa)
Peduli kepada kepada sesama, dapat melahirkan sikap bahwa kehidupan kita tidak lebih buruk dari apa yang mereka alami. Dengan demikian, akan manambah rasa syukur atas ni’mat Allah yang sudah diamanahkan kepada kita (QS. 17:3).
Kedua, Rasa untuk Berempati (Al-Ihtimaam Li Ghairihi)
Dorongan untuk berempati (ihtimaam) akan semakin besar ketika merasakan kepedihan orang lain. Bagaimana sulitnya mencari makan, tinggal di tempat yang kurang layak, atau berbagai hal yang membuat hidupnya serba kekurangan (HR. Al-Baihaqi).
Ketiga, Hidup Lebih Manfaat (Hayatan Naafi’ah)
Betapa besarnya makna peduli, dapat membuat orang lain menjadi lebih bahagia dan terpenuhi kebutuhannya. Juga dapat mengusir kesedihan mereka serta membuat mereka menjadi lebih baik. Hal ini membuat hidup kita lebih bermanfaat (HR. Thabrani dan Daruquthni).
Simpulan,
Peduli kepada sesama dapat menguatkan persaudaraan setiap Muslim. Sikap ini akan membangun shilaturahim yang kuat, khususnya antar sesama Muslim.
Karena mulianya hidup peduli, sehingga tidak akan pernah ingin berhenti melakukannya. Sama halnya seperti kebahagiaan dalam beribadah yang bernilai pahala dan akan membuka pintu rizqi kita ke depan.