WORLD WITHOUT MIND

Article Image

Bismillaah,

WORLD WITHOUT MIND   

Judul tulisan di atas terinspirasi dari sebuah buku yang ditulis oleh Franklin Foer, seorang yang sangat dihormati dalam jurnalisme kontemporer saat ini.

Pada tahun 2017, Foer menulis sebuah buku berjudul World Without Mind. Jika diterjemahkan secara bebas bermakna ‘Dunia Tanpa Otak.’ Buku tersebut masuk dalam daftar 100 Buku Terkemuka Tahun 2017 versi The New York Times.

Dalam buku tersebut, Foer membuka sisi gelap teknologi informasi, yang membuat kita bisa melihat lebih dalam tujuan jangka panjang dari perusahaan teknologi raksasa. Beliau mengulik bagaimana Google, Facebook, Apple, dan Amazon, telah menggerogoti ekonomi informasi, membentuk budaya konformitas, dan merusak nilai-nilai demokrasi.

Menurut Prof. Abdul Mu’ti, “Saat ini, kemajuan teknologi informasi itu ternyata memang tidak menjadikan manusia itu semakin cerdas, bahkan semakin culas. Manusia semakin bodoh justru ketika teknologi itu ada di dalam genggaman tangannya.” Demikian, pendapat Bapak Mendikdasmen kita.

Dalam konteks di atas, Allah mengingatkan, “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. 17:36).

Membicarakan ‘dunia tanpa otak,’ sangat erat kaitannya dengan sebuah pesan Rasulullah SAW., yang menjelaskan tanda-tanda terjadinya kiamat. Di antaranya disebabkan oleh kebodohan yang merajalela. Ketika di dunia ini tidak ditemukan lagi orang-orang yang berilmu, maka mereka akan mengangkat orang-orang bodoh sebagai pemimpin.

Seperti dijelaskan dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash, Rasulullah SAW., bersabda, “Allah tidak mencabut ilmu sekaligus dari para hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang alim, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, kemudian mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat lagi menyesatkan orang lain." 
(HR. Muslim).

Kondisi sebuah negara sangat ditentukan oleh para pemimpinnya. Dan di antara tanda-tanda kiamat adalah diserahkannya tampuk kepemimpinan kepada orang-orang bodoh, yang tidak mau mengambil petunjuk dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta tidak mau menerima nasehat atau kritikan rakyatnya. Asy-Sya’bi berkata, “Hari Kiamat belum akan terjadi sampai ilmu dianggap sebagai kebodohan dan kebodohan dianggap sebagai ilmu.“

Inilah fenomena yang sedang terjadi di akhir zaman ini. Lebih ditegaskan dari Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah SAW., mengingatkan kita, “Tanda-tanda hari kiamat adalah disingkirkannya orang-orang baik dan diangkatnya orang-orang jahat.” (HR. Hakim).

Pantaslah Sufyan As-Tsauri, berwasiat kepada kita agar selalu meminta perlindungan kepada Allah, dari orang yang berilmu tapi buruk, dan orang yang rajin ibadah tapi bodoh. Kata beliau, “Sungguh kedua orang ini menjadi sumber malapetaka bagi manusia.”

Bahkan, Allah tidak hanya menyamakan orang-orang bodoh dengan hewan ternak, tetapi lebih dari itu, mereka dicap sebagai manusia yang paling sesat. Oleh karena kesesatannya itulah, Allah menjadikan orang-orang bodoh seburuk-buruk makhluk di permukaan bumi ini. (QS. 7:179).

Menjadi orang berilmu itu sulit. Sebaliknya menjadi orang bodoh itu gampang. Makanya Allah sangat mencela orang-orang bodoh. Dan sebaik-baik orang berilmu adalah yang paling takut kepada Allah. Dan seburuk-buruk manusia adalah orang paling bodoh terhadap syariat Allah.

Sebuah nasehat mulia dari Abu Laits As-Samarqandy, tentang ciri-ciri orang bodoh. Pertama, marah tanpa sebab. Kedua, berbicara tanpa ada manfaatnya. Ketiga, memberikan sesuatu tidak pada tempatnya. Keempat, mengumbar rahasia kepada siapapun. Kelima, mudah percaya kepada siapapun. Dan keenam, tidak mampu membedakan mana teman dan mana lawan.

Dunia tanpa otak, benar-benar menasehati kita, bahwa belajar memang melelahkan tapi kebodohan jauh lebih melelahkan. Seperti nasehat Imam Syafi’i, “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan selama hidupnya.”

Simpulan
  
Dunia tanpa otak, menginspirasi kita, bahwa orang bodoh akan menyalahkan dunia, dan orang berilmu akan memperbaiki dirinya. Memperbaiki diri karena bertambah rasa takutnya kepada Allah.
Wallahu A’lam …

Oleh : Nur Alam, Jum’at Penuh Berkah, 17 Dzulhijjah 1446 H./13 Juni 2025 M. Pukul 05.25 WIB.