FAREWELL TO RAMADHAN

Article Image

Bismillaah,

FAREWELL TO RAMADHAN

Tidak terasa, bulan yang penuh berkah, ampunan dan kemuliaan akan meninggalkan kita. Selamat jalan Ramadhan 1446 H.

Selamat jalan Ramadhan (Farewell to Ramadhan), meski ada dua perasaan yang menyisakan dalam diri ini dari kepergiannya, yaitu rasa khawatir (khauf) dan harapan (raja’). Khauf, apakah amaliah Ramadhan kita diterima Allah. Raja’, apakah kita masih dipertemukan dengannya di tahun mendatang.  

Ibnu Rajab berkata, “Para ulama salafush shalih biasa bersungguh-sungguh dalam menyempurnakan amal dan bersungguh-sungguh ketika mengerjakannya. Setelah itu, mereka sangat berharap amalan tersebut diterima dan khawatir ketika ditolak.”
 
Firman Allah, “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang penuh khawatir, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka.” (QS. 23:60). 

Para Ulama Salaf, mereka memohon kepada Allah selama enam bulan agar dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Kemudian enam bulan sisanya, mereka memohon kepada Allah agar amalan mereka diterima.

Berikut persaan khauf dan raja’ mereka ketika berpisah dengan bulan Ramadhan, 

“Wahai hamba Allah, bulan Ramadhan sedang bersiap-siap untuk meinggalkan kita. Tidak ada lagi yang tersisa kecuali waktu yang singkat. Barangsiapa yang telah melakukan kebaikan selama ini, hendaklah ia menyempurnakannya. Barangsiapa yang melalaikannya, hendaklah ia memperbaikinya dalam waktu yang masih tersisa. Karena, amalan itu dinilai pada bagian penutupnya.”

Karenanya, kesungguhan dan keseriusan beribadah seharusnya kita lakukan ketika berada di penghujungnya, termasuk ketika di penguhujung Ramadhan ini. Dari Sahl bin Sa’ad RA., Rasulullah SAW., bersabda, “Bahwa kualitas nilai suatu amal seseorang itu sangat ditentukan pada bagian penutupnya.” (HR. Ahmad).

Ibnul Qoyyim menasehati kita, “Jangan kalah cerdas dengan kuda pacu dalam sebuah perlombaan. Setiap kuda pacu akan mengerahkan semua potensi dan kemampuannya, ketika akan mendekati garis finish untuk memenangkan perlombaaan. Ketika kalian termasuk orang yang kurang baik dalam penyambutan, semoga kalian bisa melakukan yang terbaik ketika perpisahan.” 

Hasan Al-Bashri pernah mengingatkan, “Perbaiki apa yang tersisa, agar kesalahanmu yang telalu diampuni. Manfaatkan sebaik-baiknya dari yang masih tersisa, karena kita tidak pernah tahun kapan rahmat Allah itu bisa kita raih.” 

Bahkan, di penghujung Ramadhan lebih khusyu’ lagi sahabat Abu Bakar Shidiq berdo’a, “Ya Allah, jadikan usia terbaikku ada di penghujungnya, amal terbaikku ada di penutupnya, dan hari-hari terbaikku ada pada hari ketika aku berjumpa dengan-Mu Ya Rabbi.” 

Allah sangat sayang kepada hamba-hamba-Nya yang bersungguh-sungguh melakukan ketaatan pada siang dan malam bulan Ramadhan. Betapa banyak amalan yang di dalamnya terdapat pengampunan dosa. Maka, sangat merugi ketika seseorang meninggalkan amalan-amalan tersebut. Mereka telah luput dari ampunan Allah yang begitu luas. (HR. Bukhari dan Muslim).

‘Aisyah RA. mengajarkan kita sebuah do’a di penghujung Ramadhan, “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni” (Ya Allah, sungguh Engkau Maha Pengampun, Engkau suka memberi ampunan. Maka ampunilah aku”). (HR. Ahmad).

Di sisi lain, membayar zakat fithrah menjadi sebab mendapat ampunan Allah. Ulama terdahulu berpendapat, bahwa zakat fithrah akan menutupi kesalahan berupa kata-kata kotor dan sia-sia. Ia bagaikan sujud sahwi, ketika kita lupa dari salah satu rukun shalat.

Begitu banyak pengampunan dosa di bulan yang mulia ini, maka di akhir bulan Ramadhan ini, kita diperintahkan untuk bertakbir, membesar asma’ Allah sebagai rasa syukur kepada Allah, “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan bertakbirlah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. 2:185). 

Terakhir, untuk untuk kita tadabburi bersama, “Janganlah menjadi hamba-hamba Ramadhan (Ramadhaniyyun), tapi jadilah hamba-hamba Rabb-Mu (Rabbaniyyun). Maknanya, kita harus istiqamah dalam melakukan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, baik di dalam maupun di luar bulan Ramadhan. 

Simpulan

Selamat jalan Ramadhan nan penuh berkah, ampunan dan kemuliaan. Terasa sangat berat melepas kepergianmu, karena masih banyak kekurangan amal kami.  

Kami ikhlas melepasmu, meski dengan perasaan khauf wa raja’. Khawatir, amal kami tidak diterima. Dan berharap, dapat dipertemukanmu lagi waktu mendatang.
Wallahul Musta’an …

Oleh : Nur Alam