Bismillaah,
WINDOW OF OPPORTUNITY
Bangsa Indonesia akan memperoleh bonus di bidang kependudukan, yang kemudian disebut dengan bonus demografi pada tahun 2045.
Bonus demografi tersebut ditandai dengan jumlah penduduk produktif (usia 15-64 tahun) yang akan dimiliki bangsa ini mencapai 70 persen dari total penduduk Indonesia.
Bonus demografi inilah yang menjadi jendela peluang (Window of opportunity) terbaik untuk generasi kita, yang hanya terjadi sekali dalam lintasan sejarah sebuah bangsa, yaitu ketika bangsa ini memasuki usia 100 tahun kemerdekaannya.
Dalam konteks menghadirkan jendela peluang tersebut, perhatikan firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 59:18).
Rasulullah SAW. pernah berpesan, “Jika terjadi hari kiamat, sementara di tangan salah seorang dari kalian ada sebuah tunas (biji), maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya, maka tanamlah.” (HR. Bukhari dan Ahmad).
Sejalan dengan pesan Rasulullah. di atas, jendela kesempatan dari hadirnya bonus demografi ini, tidak boleh dibiarkan berlalu. Peluang emas ini harus benar-benar dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia, khususnya umat Islam.
Umat Islam, dalam segala urusan dunianya yang tidak berkaitan dengan hukum syariah (halal, haram, sah, batal, dan lain-lain), hendaknya mereka berusaha untuk melakukan berbagai percobaan atau temuan demi meraih kemaslahatan hidupnya. Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW. berpesan, “Kalian lebih tahu tentang urusan dunia kalian.”
Bagaimana tips-nya umat Islam memanfaatkan peluang ini? Pertama, temukan hal-hal positif dari pengalaman masa lalu. Kedua, kembali menata target yang hendak dicapai. Ketiga, detailkan target besar menjadi target-target kecil yang bisa segera dilihat hasilnya.
Keempat, ubahlah cara pandangan kita terhadap sebuah kegagalan. Kelima, bertawakal (berserah diri) kepada Allah setelah melakukan ikhtiar. Keenam, setelah berikhtiar, yakinlah bahwa Allah akan menolong dan memberi solusi terbaik kapan, bagaimana, dan di manapun.
Di sisi lain, dikutip dari instagram Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek, ada empat kompetensi untuk menghadapi bonus demografi.
Pertama, memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri. Karena semakin ketatnya persaingan, setiap kita harus memiliki keahlian sesuai kebutuhan industri.
Kedua, menjadi wirausahawan. Setiap kita tidak lagi hanya menjadi pencari kerja saja, tetapi dapat memiliki bisnis yang membuka lapangan pekerjaan dan dapat bersaing secara global.
Ketiga, menguasai teknologi terkini. Setiap kita diharapkan dapat menciptakan teknologi dan memanfaatkanya dalam bisnis atau industri agar memiliki daya saing lebih baik.
Dan keempat, memahami potensi diri. Dengan memaksimalkan potensi diri, diharapkan lebih optimistis menghadapi masa depan.
Lebih lanjut, menurut Husnul Khotimah, dosen Al-Islam, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta, dikatakan bahwa bonus demografi bisa menjadi ancaman, sekaligus juga bisa menjadi peluang yang akan menjadikan kekuatan sumber daya Indonesia, ketika dapat dimanfaatkan dengan baik.
Kata beliau, “Mereka memiliki ciri-ciri kreatif, informatif, mempunyai passion dan produktif. Jika karakteristik tersebut dapat difasilitasi secara optimal, maka akan menjadi peluang lahirnya sumber daya manusia yang produktif, sehingga akan menjadi modal pembangunan bangsa.” Sebaliknya, “Karakteristik generasi masa kini akan menjadi ancaman, apabila tidak dipahami dan difasilitasi sesuai dengan potensi dan passion mereka,” tutup beliau.
Mengakhiri tulisan ini, ada dua nasehat mulia, untuk menghadapi bonus demografi di negara kita. Pertama, dari Ali bin Abi Thalib, “Educate your children for a time not yours.”
Kedua dari Umar bin Khattab, "First in Islamic moral, then the knowledge."
Simpulan
Suka atau tidak suka, bonus demografi di negara ini akan hadir, dengan membawa peluang sekaligus ancaman.
Untuk menjadi jendela peluang, bekal terbaiknya adalah didiklah anak-anak kalian sesuai dengan zamannya.
Wallahu A’lam …
-
Oleh : Nur Alam, Jum’at Penuh Berkah, 29 Rabi’ul Akhir 1446 H./1 Nopember 2024 M. Pukul 05.05 WIB.