THE HIJRAH TO ALLAH

Article Image

Bismillaah,

THE HIJRAH TO ALLAH 

Oleh : Nur Alam

Episode hijrah dimulai dari iman, kemudian hijrah dan diakhiri dengan jihad. Begitulah Allah membimbing kita dalam berhijrah kepada-Nya (The hijrah to Allah).

Seperti perintah Allah dalam Al-Qur’an, “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan” (QS. 9:20).

Kata ‘hijrah’ diulang 31 kali dalam 27 ayat yang disebut dalam Al-Qur’an. Begitu dalam makna dan nilai kehidupan yang dapat dipetik dari peristiwa ini. Seperti peradaban manusia modern hari ini hadir, karena ada spirit dari hijrah tersebut.  

Dan pesan terpenting dari berhijrah adalah meninggalkan semua bentuk kemaksiatan menuju ketaatan. Seperti sabda Rasulullah, “Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang Allah larang” (HR. Bukhari).

Rasulullah dan para sahabatnya tidak pernah tahu, bahwa kota Madinah akan menjadi pusat peradaban Islam yang mendunia di kemudian hari. Beliau dan sahabatnya hanya disuruh mentaati perintah Allah untuk berhijrah dari Mekkah ke Madinah.

Kewajiban berhijrah masih tetap relevan sampai hari ini. Ketika seseorang masih diterima taubatnya, maka tetap ada kewajiban berhijrah baginya. Seperti pesan Rasulullah, “Tidak terputus (kewajiban) hijrah sampai terputusnya taubat, dan bertaubat tidak terputus waktunya sampai terbitnya matahari dari barat.”

Syariat berhijrah sudah ada sebelum Islam. Seperti Nabi Nuh hijrah dengan kapal besarnya. Nabi Ibrahim hijrah ke Palestina. Nabi Musa hijrah menyeberangi Laut Merah. Nabi Isa hijrah dengan diangkat ke langit. Bahkan, Ashabul Kahfi pun hijrah dari kezhaliman raja ke sebuah gua.

Sejatinya hijrah adalah berpindah dari perilaku syirik menuju tauhid, dari kufur menuju iman, dari munkar menuju ma'ruf dan dari maksiat menuju taat. Dari kecintaan kepada selain Allah menuju kecintaan hanya kepada-Nya dan dari takut kepada selain Allah menuju takut hanya kepada-Nya.

Di bawah ini ada tiga sosok hamba Allah, dua sosok harus menjadi teladan hidup kita, dan satunya lagi jangan pernah diteladani.  

Pertama, Gould David, selama 45 tahun menjadi pendeta di gereja Kristen Ortodok, Australia. Tahun 2023, hijrah dengan memeluk Islam dan mengubah namanya menjadi Abduurrahman. 
    
Beliau kemudian bersujud, berdo’a sambil mempelajari Al-Qur’an. Selanjutnya, dengan penuh kejujuran dan kesadarannya dia berkata, “Secara intuitif, intelektual, emosional dan spiritual, sesungguhnya Islam adalah firman Tuhan yang sebenarnya.”

Kedua, Ahmad Hanafi Rais, menyatakan dirinya mengundurkan diri dari jabatan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. periode 2019-2024, karena konsekuensi dari aqidah yang diyakininya.

Menurutnya, keputusan untuk hijrah itu diambil dari aktivitasnya di DPR, karena sudah tidak sesuai dengan aturan yang telah Allah tetapkan di dalam Al-Qur’an, juga apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Ketiga, Hasyim Asyhari, seorang Ketua KPU RI, telah ‘dihijrahkan’ (diberhentikan) oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) beberapa hari lalu, karena terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap Cindra Aditi Tejakinkin (CAT),  seorang wanita selaku Panitia Pemilihan Luar Negeri untuk wilayah Eropa.

Banyak sekali kisah hijrahnya hamba Allah ke jalan-Nya dan juga sebaliknya. Siapapun, yang mampu istiqamah dalam hijrahnya, itu menjadi kemuliaan yang besar. Ibnul Qayyim menjelaskan dalam kitab Madarijus Salikin, “Kemuliaan yang paling besar adalah bisa terus istiqamah.”
 
Untuk terus istiqamah dalam berhijrah, harus dimulai dengan niat yang ikhlas, meninggalkan maskiat yang pernah dilakukan, bertekad untuk lebih baik, mencari lingkungan bergaul yang baik, menambah ilmu-ilmu syar’i dan disempurnakan dengan banyak berdo’a.

Dari ‘ibrah berhijrah ini, harus dimaknai bahwa tidak pernah ada kunci sukses hidup bagi setiap Muslim, dunia dan akhiratnya, kecuali dia harus melalui tiga episode hijrah, yaitu beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah. 
  
Maka, momentum 1 Muharram 1446 H. ini, harus menguatkan istiqamah kita dalam berhijrah, untuk meraih janji Allah, “Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk” (QS. 19:76).

Simpulan 

Dengan istiqamah mengikuti episode hijrah, Allah menjamin sukses hidup dunia akhirat kita, sebagaimana Allah telah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang terdahulu. 
Wallahul Musta’an …..
-
Kranggan Permai, Jum’at Penuh Berkah, 28 Dzulhijjah 1445 H./5 Juli 2024 M. Pukul 05.20 WIB.