WHICH ONE DO YOU BELONG TO?

Article Image

Bismillaah,

WHICH ONE DO YOU BELONG TO?

Oleh : Nur Alam

Ketika sekelas bulan Ramadhan ini tidak bisa merubah kebiasaan burukmu, sebaiknya tangisilah dirimu sambil periksa apa yang salah dengan hatimu. 

Barangkali, karena pekatnya dosa dan maksiat telah menghalangi hatimu dari bingkai hidayah Allah. Dalam kondisi seperti ini, ada pertanyaan, “Antum termasuk yang mana?” (Which one do you belong to)?

Dalam Al-Qur’an Surat Fathir, Allah telah menggolongkan kita menjadi tiga golongan. Pertama, golongan hamba Allah yang Zhalimun li Nafsihi (terendah/merugi). Kedua, golongan yang Muqtashidun (pertengahan/biasa-biasa saja). Dan ketiga, golongan yang Sabiqun bil Khairat (terdepan/istimewa).

Firman Allah, “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar” (QS. 35:32).

Imam Nawawi, menjelaskan bahwa golongan Zhalimun li Nafsihi adalah hamba-hamba Allah yang dosanya lebih banyak ketimbang amal baiknya. Golongan Muqtashidun adalah mereka yang amal baiknya sebanding dengan amal buruknya. Dan golongan Sabiqun bil Khairat adalah mereka yang berlomba dalam ketaatan dengan lebih memprioritaskan kebaikan.

Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Minhajul ‘Abidin, bahwa kategori Zhalimun li Nafsihi ini yang paling merugi, karena mereka banyak memperturutkan hawa nafsunya. Kedua, antara amal baik dan buruknya seimbang, maka menjadi hak Allah, apakah dia berada di surga atau neraka. Dan ketiga, karena selalu lebih dahulu dalam kebaikan, Allah akan memberikan sebaik-baiknya balasan dan ditempatkan di surga ‘Adn dengan banyak kebaikan lainnya (QS. 35:33-35).

Lebih tegas lagi Abu Darda’ mengatakan, mereka yang lebih dahulu berbuat kebaikan, mereka itulah yang akan masuk surga tanpa hisab. Mereka yang pertengahan adalah mereka akan dimudahkan hisabnya. Sedangkan mereka yang menganiaya diri mereka sendiri, adalah mereka yang akan dihisab selama di Makhsyar, tapi Allah menyelamatkan mereka dengan rahmat-Nya.

Para ahli tafsir berpendapat, didahulukannya kelompok Zhalimun li Nafsihi atas kelompok Muqtashidun dan Sabiqun bil Khairat, karena jumlah mereka paling banyak. Mengapa terjadi demikian? Pertama, Islam sebagai agama yang sempurna kurang difahami oleh pemeluknya. Kedua, kurangnya da’wah untuk memahamkan Islam dengan bahasa yang mudah kepada mereka. Dan ketiga, kurangnya keteladanan dari orang-orang shaleh di lingkungan sekitarnya. 

Padahal spirit Sabiqun bil Khairat di bulan Ramadhan adalah untuk menjadi pribadi terbaik dalam meraih predikat taqwa di sisi Allah. Prestasi prestisius ini harus diusahakan, dikejar dan diraih dengan ikhtiar maksimal, dibarengi banyak bersabar, disertai melangitkan do’a tulus dan diakhiri dengan tawakkal kepada-Nya.
 
Untuk menjalani prosesnya, harus ada disain kurikulum yang syar’i untuk satu bulan, seperti niat mengkhatamkan Al-Qur’an dengan frekuensi yang lebih tinggi dari hari-hari biasa, tarawih berjamaah di masjid/mushalla, menambah shalat-shalat sunnah, memperbanyak sedekah, jariyah dan shadaqah, mencari lailatul qadar, memperbanyak dzikir, istighfar, menjaga shilaturahmi dan seterusnya. 

Antum termasuk yang mana? Ada di level terendah, biasa-biasa saja, atau yang istimewa dalam menjalani puasa (shiyam) di siang hari dan menghidupkan malam-malam (qiyam) Ramadhan ini?

Jawabannya tegas, shiyam dan qiyam kita harus yang berprestasi, terdepan dan istimewa. Jangan pernah ada di level orang-orang merugi, terendah atau biasa-biasa saja. Mengapa? Karena, kita tidak pernah tahu, apakah kita masih dipertemukan Allah dengan Ramadhan tahun depan? Maka, jadikan kali ini seakan-akan kesempatan terakhir kita bersama Ramadhan penuh berkah.

Lebih jauh, mereka bukan hanya berprestasi di bulan Ramadhan, di luar Ramadhan juga mereka orang-orang yang berperstasi, dengan do’a yang mereka panjatkan untuk diterima amal-amalnya pasca Ramadhan dan bisa berjumpa dengan Ramadhan berikutnya. 

Pantaslah Allah mensifati mereka sebagai, “Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam. Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan kepada Allah” (QS. 51:17:18).

Simpulan 

Jangan biarkan Ramadhan hadir tidak berdampak pada perubahan diri. Tampil lah pada level terdepan dengan penuh prestasi dalam berbuat kebaikan dengan izin-Nya.
Fastabiqul khairat …..
Kranggan Permai, Jum’at Penuh Berkah, 12 Ramadhan 1445 H./22 Maret 2024 M. Pukul 04.20 WIB.