BACK TO ZERO

Article Image

Bismillaah,

BACK TO ZERO 

Oleh : Nur Alam

Titik nol adalah ketika kita berada pada kondisi terendah dalam hidup ini. 
Dan siapa pun orangnya, tak menginginkannya kondisi tersebut.

Tapi seringkali setelah kondisi ini, banyak merubah seseorang menjadi bahagia hidupnya. Mengapa? Karena dia serius menyadari untuk kembali ke titik nol (Back to zero).

Menurut filosofinya, kembali ke titik nol adalah bahwa nol di sini berbeda dengan kosong. Seperti hand phone, harus di- charge lagi. Harus kembali pada kondisi awal mula dalam kehidupan. Apakah kita pernah terjatuh, terluka atau tersakiti, harus tetap bergerak untuk kembali menemukan titik nol pada semua hal. 

Dalam sebuah penelitian, ketika sebuah pesawat terbang jatuh dan rekaman kotak hitam (black box) nya dibuka, sering terdengar isinya adalah suara kalimat-kalimat takbir, dzikir dan istighfar, meski tidak semua penumpanya orang baik, ada yang bermaksiat, zhalim, pembohong, penipu, koruptor dan seterusnya.

Mengapa demikian? Karena ketika pesawat akan jatuh, para penumpangnya kembali ke titik nol. Mengapa sebelumnya mereka tidak mau kembali kepada Allah? Karena mereka merasa punya kekuatan. Mereka baru sadar kembali kepada Allah, ketika sudah kehilangan kekuatan, daya dan upayanya.

Seperti firman Allah, “Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo’a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia kembali melalui jalannya yang sesat ….” (QS. 10:12).

Di sisi lain, dalam sebuah seminar Masyarakat Muslim Indonesia di Jepang, menghelat sebuah tema bertajuk ‘Kembali Ke Titik Nol’. Disebutkan, bahwa ada seseorang yang sejak awal hidupnya bergelimang dengan harta riba. Kemudian Allah berikan ujian kegelisahan dan kegoncangan hidupnya, hingga akhirnya dia meninggalkan riba dan hidup kembali dengan aturan Allah dalam semua urusannya 
(QS. 2:275-280). 

Dalam proses hijrahnya, dia menemukan sebuah jawaban tuntas, bahwa harta, pangkat, jabatan ataupun ketenaran, bukanlah hal yang dicari dalam menemukan ketenangan hidupnya, tapi hidup dengan aturan Allah untuk ketenangan hati adalah yang sebenarnya sangat dibutuhkan dalam hidup ini. 

Kemudian, masih ingatkan kisah Perang Parit (Khandaq) di Madinah? Ketika Rasulullah SAW. sedang membelah-belah batu bersama sahabatnya untuk membuat parit dengan palunya, terucap sebuah kalimat yang menurut logika manusia sangat mustahil untuk diwujudkan. “Akan ditaklukkan kota Roma.” ucap beliau.

Madinah ketika itu sebuah daerah gersang, panas dan jauh dari sumber kehidupan, dibanding kota Roma yang ingin ditaklukkan, adalah sebuah kota terbaik kekuatan pertahanan militernya. Namun sejarah mencatat, Konstantinopel sebagai Ibu kota dari Romawi Timur bersama gereja terindahnya, Aya Sofya, berhasil ditaklukkan oleh panglima perang yang masih belia, yang dikenal bernama Muhammad Al-Fatih.

Maka, dari tiga peristiwa di atas, pesawat jatuh, perbuatan ribawi dan penaklukan kota Konstantinopel, membelajarkan kita untuk kembali ke titik nol. We fall, we break, we fail, then we rise, we heal and finally we become a champion (Kita terjatuh, hancur, gagal, kemudian bangkit, sembuh dan akhirnya menjadi seorang pemenang).   

Untuk memulai kembali ke titik nol, berikut ini hal-hal yang harus diikhtiarkan.

Pertama, meski kita gagal hari ini, kita masih punya hari esok. Yakinlah, setelah kita kembali ke titik nol, kondisi akan berubah dan apa yang kita cita-citakan bisa diraih, dengan syarat penuh optimisme berikhtiar, berdo’a dan tidak mengulangi lagi untuk menyelisihi syariat Allah (QS. 94:8).

Kedua, meski kita lelah dan butuh mengumpulkan energi ekstra sebelum kembali melanjutkan perjalanan, dan ini adalah sunnatullah, kita perlu mengisi ulang energi dan menyiapkan kembali perbekalan untuk sebuah perjalanan jauh ke negeri ukhrawi (QS. 2:197).

Ketiga, ketika kita memutuskan untuk berhenti melangkah, maka ingatlah kembali titik nol. Bersungguhlah untuk memulai langkah selanjutnya, karena hanya dengan kesungguhan (mujahadah), Allah akan memudahkan semua langkah kita. Dan Dia hanya membersamai siapapun yang selalu berbuat kebajikan (QS. 29:69).  

Simpulan 

Tidak ada kamus patah semangat dan menerima kondisi terpuruk bagi seorang Muslim, ketika dia sadar dan peduli untuk kembali ke titik nol.

Kembali ke titik nol bermakna bangkit kembali bersemangat untuk menjadi seorang pemenang duniawi dan ukhrawi, dengan syarat tidak menyelisihi syariat Allah lagi.  
Fastabiqul khairaat …..
-
Kranggan Permai, Jum’at Penuh Berkah, 30 Jumadil Akhir 1445 H./12 Januari 2024 M. Pukul 04.55 WIB.