TIDAK ADA YANG ABADI SELAMANYA

Article Image

Bismillaah,

NOTHING LAST FOREVER 

Tidak ada yang abadi selamanya (Noting last forever). Pesan terdalamnya adalah, bahwa apapun yang kita miliki hari ini, tidak ada yang bertahan selamanya. 

Mulai dari harta kekayaan, pangkat, jabatan, penghargaan, gelar akademik, gelar adat, kekuasaan, kehormatan, realasi yang luas, anak-anak yang cerdas, sahabat terbaik dan seterusnya, tidak pernah ada yang bertahan lama dalam genggaman kita. 

Sebaliknya, hal-hal yang buruk pun tidak akan bertahan selamanya. Hal ini memberi spirit positif bagi siapapun yang sedang dalam ujian Allah. Karena, siang hari tidak akan berlangsung selamanya, begitu pula malam hari.

Salah satu ayat Allah yang bersinggungan dengan ini adalah, “Semua makhluk yang ada di bumi akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal abadi” (QS. 55:26-27).

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, bahwa ayat ini semakna dengan, “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah” (QS. 28:88). Juga semakna dengan, “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharapkan keridaan-Nya” (QS. 18:28).

Di sisi lain, apakah kita masih asyik ma’syuk melakukan dosa-dosa, setelah peringatan Allah datang?. Apakah kita masih hobby bermaksiat, setelah Allah memberikan peringatan-Nya kepada kita, seperti kisah umat-umat terdahulu?. Tidak kurang dari 12 kaum dalam Al-Qur’an yang Allah hancurkan hidupnya karena dosa dan maksiat mereka 
(QS. 89:6-14).

Seperti pandangan seorang Prof. Ryaas Rasyid terkini. Menurut beliau, bangsa ini sedang mengalami azab Allah akibat salah memilih pemimpin, di mana kepemimpinannya berbasis kebohongan yang berdampak kepada murka Allah. 

Masih menurut beliau, azab Allah hari ini meliputi: kezaliman penguasa pada semua level, semakin memburuk kondisi kehidupan masyarakat pada lapisan bawah, rusaknya persatuan, muncul benih-benih konflik sesama umat Islam dan rusaknya moralitas para penegak hukum. 

Lanjut beliau, do’a-do’a yang dipanjatkan oleh para Kyai dan Ulama dalam acara-acara seremoni kenegaraan dan pemerintahan, tidak pernah mampu mengetuk pintu-pintu langit Allah, apalagi sampai terkabulkan do’a-do’a dan munajat mereka.  

Maka, untuk membalikkan kondisi hidup bangsa ini dalam ridha dan barakah Allah, harus dihadirkan seorang pemimpin yang berani dan serius melakukan perubahan besar. Perubahan besar itu harus dikawal oleh pemimpin yang beradab, bermoral, berkarakter, berintegritas dan berakhlak mulia, di samping sudah terbukti rekam jejak karya, skill dan gagasannya. Siapakah dia? Pastinya, yang ditanya lebih tahu dari yang bertanya.  

Lewat pesan, “Jagalah yang lima sebelum datang yang lima”, Rasulullah SAW., sedang membelajarkan kita bahwa segala sesuatu ada masanya dan berakhir seiring bergantinya waktu. Karena masih ada pemimpin yang tidak sadar dan peduli (aware and care) bahwa mereka tidak akan menjadi pemimpin selamanya. Kemana mereka besok akan bersembunyi atau berlari ketika akan ditanya tentang kepemimpinannya?

Lebih dalam lagi Syeikh As-Sa’di menasehati kita, “Seharusnya manusia itu mendahulukan sesuatu yang pasti kekal, bukan sesuatu yang akan binasa. Karena segala sesuatu di sisi manusia akan sirna meski banyak jumlahnya. Sedangkan yang di sisi Allah tidak pernah akan sirna.” Tersebut dalam firman Allah QS. 87:16-17. 

Pastinya hidup bergelimang harta tidak dilarang selama tidak menyelisihi syariat. Hidup menjadi kaya sangat dianjurkan, yang dilarang syariat itu menempatkan kekayaan dalam hatinya. Para sahabat dan tabi’in banyak yang hidupnya kaya raya, namun kekayaannya tidak menggoyahkan hati mereka untuk menyiapkan bekal hidup terbaik di akhirat (QS. 2:29).

Berikut ini tiga amalan istimewa yang menjadi bekal untuk hidup ukhrawi yang abadi.

Pertama, Shadaqah Jariyah 
Ketika seseorang bersedekah harta, ilmu, waktu dan pikiran yang sangat dibutuhkan banyak orang dan dilakukan dengan ikhlas karena Allah, maka selama itu pula Allah akan mengalirkan pahala-Nya yang tak pernah terputus.

Kedua, Ilmu yang Bermanfaat
Hal ini membuat kita semakin bersemangat untuk membelajarkan apa yang telah kita miliki dan fahami untuk banyak orang. Dari ilmu-ilmu yang bermanfaat tersebut, dapat menjadi bekal investasi akhirat kelak.

Ketiga, Anak yang Shahlih 
Salah satu keberkahan hidup orang tua adalah ketika berhasil mendidik anak-anaknya menjadi shalih/shalihah, karena taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Lewat do’a anak-anak mereka, sudah selayaknya orang tua mendapatkan kebaikan yang serupa.

Simpulan 

Dunia seisinya pasti akan binasa dan hanya menjadi tempat singgah sejenak, sebelum menuju tempat sesungguhnya, itulah alam akhirat yang tak berujung. 

Dahulukan sesuatu yang pasti kekal, bukan yang akan binasa. Siapkan tiga bekal istimewa yang pasti akan menyelamatkan hidup ini, di dunia dan akhirat. 
Fastabiqul Khairat …..
Kranggan Permai, Jum’at Penuh Berkah, 24 Jumadil Ula 1445 H./8 Desember 2023 M. Pukul 04.50 WIB.