WHY MUST BE A STRONG MUSLIM?
Situasi sulit adalah ujian bagi setiap Muslim, di mana Allah sedang memposisikannya untuk memeriksa kembali kekuatannya. Memohonlah kepada Allah agar tetap kuat dan berkemajuan setiap saat untuk istiqamah dalam beribadah kepada-Nya.
Hari ini, mayoritas komunitas Muslim hidup dalam keterpurukan. Sebab utamanya karena kita lemah. Lemah ekonomi, sehingga kita mudah dipermainkan oleh orang-orang Kafir dan Munafiq. Lemah politik, sehingga kita mudah dibohongi dan diperalat para buzzer politik tak bermoral.
Juga lemah ‘aqidah, sehingga kita mudah terjebak dalam kemusyrikan yang membodohkan. Oleh karena itu, hal yang harus menjadi fokus utama kita saat ini adalah membangun kembali kekuatan, mulai dari kekuatan fisik, finansial, sosial, politik, intelektual sampai kekuatan spiritual (QS. 8:60).
Mengapa harus menjadi Muslim yang kuat (Why must be a strong Muslim)?
Karena dengan menjadi Muslim yang tampil kuat fisik, finansial, sosial, politik, intelektual dan spiritualnya akan menjadi sosok Muslim yang berkualitas dan disegani oleh musuh-musuh Islam.
Sabda Rasulullah SAW., “Muslim yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada Muslim yang lemah, walaupun dalam keduanya ada kebaikan,” (HR. Muslim).
Pertama, Kuat Fisik
Pedang Rasulullah SAW. dan Ali bin Abi Thalib RA. serta para sahabat lainnya, rata-rata berukuran besar, panjang, dan berat. Logikanya, kalau mereka tidak memiliki fisik dan tangan yang kuat, mereka tidak akan mampu menggunakannya dengan baik.
Kedua, Kuat Finansial
Semua episode kehidupan ini memerlukan biaya. Dikisahkan, ketika diperintahkan masuk ke surga, seorang Haji yang Mabrur mendapat giliran terlebih dahulu. Dia menolak dengan alasan harus ‘Ulama dahulu, karena dia mengetahui hukum-hukum haji dan umrah dari seorang ‘Ulama.
Begitu pula seorang Mujahid, dia tidak akan mengetahui keutamaan berjihad, bila tidak ada ‘Ulama yang mencerahkannya.
Namun anehnya, ketika seorang ‘Ulama itu dipersilakan masuk surga, dia malah mempersilakan orang kaya. Mengapa demikian? Karena dengan kedermawanan orang-orang kaya (muhsiniin wal muhsinaat) lah, dia dapat menjalankan aktivitas da’wahnya dengan optimal dan proporsional.
Ketiga, Kuat Ilmu
Tiada hari tanpa bertambah ilmu (long life learning). Ketika ilmu kita kuat, kita akan dapat menguatkan yang lain.
Contoh para ulama besar yang pernah menjadi best practice dalam peradaban Islam. Dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki ketika itu, mereka masih bisa belajar, mengajar, dan menghasilkan karya-kaya fenomenalnya.
Keempat, Kuat Spiritual
Muslim yang kuat spiritualnya, dia akan tampil menjadi seorang Muslim yang taat beribadah, rendah hati, syukur, sabar, qana’ah dan dermawan. Mendekatkan diri kepada Allah SWT. menjadi agenda kesehariannya.
Semakin mendekat kepada Allah, hati semakin bercahaya dan iman bertambah kokoh serta tidak mudah terjerumus kepada hal-hal yang dapat menyesatkan dari jalan-Nya.
Untuk meraih itu semua, minimal ada 4 cara, yaitu sungguh-sungguh dalam melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi diri sendiri, minta pertolongan kepada Allah, tidak pernah merasa lemah dan tidak berandai-andai terhadap sesuatu yang telah terjadi dan sudah menjadi keputusan Allah (HR. Muslim).
Simpulan,
Semua kesulitan selalu datang bersama kemudahan. Sebuah harapan selalu membersamai setiap ikhtiar dan amal usaha sungguh-sungguh kita. Tak ada sesuatu pun terjadi di luar ketetapan-Nya.