WHAT LEGACY YOU LEAVE?

Article Image

Bismillaah,

WHAT LEGACY YOU LEAVE?

Ketika mendengar kata ‘warisan’, yang sering terbayang adalah harta peninggalan dari orang tua yang harus dibagikan untuk para ahli warisnya.

Warisan bukan sekedar harta kekayaan, tapi warisan juga bermakna visi, gagasan, pandangan, integritas, nilai-nilai dan keteladanan, yang ditinggalkan seseorang untuk orang-orang di belakangnya setelah dia tiada.

Dalam konteks di atas, adalah para pemimpin kita yang akan atau sudah meninggalkan kekuasaannya, karena sesuatu hal atau sudah berakhir masa jabatannya dan harus kembali ke masyarakat menjadi rakyat biasa.            

Kemudian, warisan apa yang kalian tinggalkan (What legacy you leave)? Apakah yang mensejahterakan atau menyengsarakan rakyat? Apakah yang memberi rasa aman atau menakutkan rakyat? Padahal tugas pemimpin adalah, “Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan." (QS. 106:4).

Legacy atau warisan yang ditinggalkan seorang pemimpin tidak diukur dari lama tidaknya seseorang memimpin. Banyak pemimpin di dunia yang meninggalkan warisan luar biasa bagi rakyatnya, meski memimpin dalam waktu singkat. Sebaliknya, banyak pemimpin meninggalkan warisan yang menyengsarakan rakyatnya, meski sudah lama memimpin atau sekitar dua periode memimpin rakyatnya.  

Dari riwayat Imam Bukhari, sahabat Anas bin Malik RA. penah mengisahkan, ketika lewat orang-orang yang membawa jenazah, mereka memujinya dengan kebaikan. Rasulullah bersabda, "Wajabat." Kemudian lewat lagi orang-orang membawa jenazah yang lain, mereka tidak memujinya dengan kebaikan. Rasulullah bersabda, "Wajabat."

Sahabat Umar bin Khathab bertanya, "Apa yang wajib (wajabat), ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Jenazah ini yang kalian puji dengan kebaikan wajib baginya surga. Dan jenazah yang tidak kalian memujinya dengan kebaikan, wajib baginya neraka. Kalian adalah para saksinya Allah di muka bumi."

Kata “wajib” di atas, bermakna sebuah isyarat bahwa jenazah yang bersangkutan layak dimasukkan ke dalam surga atau neraka, karena kebaikan atau kejelekan yang dilakukan semasa hidupnya, sebagaimana disaksikan oleh masyarakat.

Masih ingat dengan pepatah, “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, dan manusia mati meninggalkan nama.” Nama yang ditinggalkan manusia ketika sudah mati adalah warisan kebaikannya. Namanya dikenang karena kebaikan-kebaikan yang dilakukan semasa kepemimpinannya, bukan malah diajadikan bahan ejekan atau quotes yang memalukan dan memilukan.  

Di sisi lain, seperti Persyarikatan Muhammadiyah adalah legacy dari KH. Ahmad Dahlan, sebuah organisasi Islam yang mempunyai ribuan lembaga pendidikan, ratusan rumah sakit dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Begitu juga Nahdhatul Ulama, legacy dari KH. Hasyim Asy’ari, yang banyak warisan kebaikannya untuk kemajuan umat Islam dan lainnya di Indonesia.

Ibadah haji, umrah dan qurban adalah legacy Nabi Ibrahim yang memiliki banyak kebaikan yang bisa dinikmati oleh generasi setelahnya. Juga legacy Khalifah Utsman bin Affan di Madinah, dengan sebuah sumur miliknya, yang dapat menghidupi milyaran manusia sampai hari ini. Kedua hamba Allah ini telah meninggalkan warisan kebaikan untuk generasi sesudahnya (QS. 36:12).  

Di Indonesia, ada almarhum BJ Habibie, salah satu Presiden RI., yang meski memimpin kurang lebih satu tahun, tetapi beliau sangat dicintai rakyatnya, baik ketika menjadi presiden maupun setelahnya, karena legacy kebaikan yang ditinggalkannya.

Meski setiap pemimpin punya kelemahan masing-masing, qadarullah, inilah satu-satunya mantan presiden kita yang nyaris memiliki legacy kepemimpinan lebih baik, bahkan terbaik dari lainnya. Beliau tidak meninggalkan warisan yang membebani rakyatnya, seperti kerusakan moral, sosial, lingkungan dan beban hutang negara yang menggunung untuk cucu kita.

Terkait legacy kebaikan pak Habibie, ada seorang penyair Arab berpesan, “Buatlah cerita indah (warisan kebaikan), setelah kita tiada.”

Terakhir, kalau ditanya, legacy apa yang akan ditinggalkan oleh seorang presiden RI., yang dalam hitungan beberapa hari lagi akan mengakhiri jabatannya. In syaa Allah, yang bertanya jauh lebih tahu dari yang ditanya. 

Bahkan lebih dari 90% umat Islam Indonesia yang merdeka hidupnya di hadapan Allah, sudah tahu jawaban pastinya.    

Simpulan

Tinggalkan legacy kebaikan sebelum kita meninggalkan jabatan atau dunia fana ini, agar bisa mengalirkan pahala sepeninggal kita dan dicatat menjadi amal kebaikan kelak.
Wallahu A’lam …

Oleh : Nur Alam, Jum’at Penuh Berkah, 15 Rabi’ul Akhir 1446 H./18 Oktober 2024 M. Pukul 05.05 WIB.